TAQWA TRANSFORMATIF
Oleh: Prof. Dr. Duski Samad, M. Ag
Tarawih Masjid Muhsinin Padang Baru, 02042022.
Taqwa transformatif, sama maknanya taqwa yang bisa mengubah diri, sikap, prilaku dan gaya hidup. Taqwa transfornatif juga dapat dikatakan taqwa yang dapat mengugah hati, pikiran dan prilaku dalam frame keilahian.
Taqwa yang menjadi target puasa Ramadhan seperti disebutkan dalam surat al baqarah 183 adalah dasar perubahan diri dalam makna luas. Ulama sufi menjelaskan makna taqwa itu dengan merujuk surat al nazi'at (79) ayat 40.
وَاَ مَّا مَنْ خَا فَ مَقَا مَ رَبِّهٖ وَ نَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰى
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya,"(QS. An-Nazi'at 79: Ayat 40).
Pesan perubahan yang dituju taqwa adalah menyatakan bahwa menghadirkan Allah adalah perangkat utama untuk kendali diri. Taqwa yang tranformatif adalah kesadaran, pencerahan dan pembiasaan hidup yan selalu dapat menghadirkan Allah dalam 3 (tiga) ruang hidup setiap saatnya..
Pertama, taqwa dapat yang menyadarkan.
Kesadaran yang bersumber dari gerakkan puasa yang berbasis taqwa akan membawa kehadiran Allah dalam semua bidang kehidupan dan urusan bersama misal dari taqwa yang mengubah itu adalah mengamalkan perintah Nabi, shumu tashihu, puasalah kamu agar sehat. Sehat fisik, psikis, mental, sosial, dan lingkungan hidup adalah manfaat yang dipromosikan puasa. Personal, keluarga dan masyarakat memerlukan kesadaran kolektif untuk saling menjaga iklim yang mencipta kan kesehatan, nutrisi, gizi, lingkungan tempat tinggal, sampai pada buang sampah, ketertiban di jalan raya, plastik dan bentuk kesehatan lingkungan yang diperlukan semua makhluk.
Kesadaran kolektif menjadi lebih tertib, baik, dan menghargai kehidupan, mesti berawal dari kesadaran individual, (QS. al-Ra'ad,11).
Kedua, taqwa mencerahkan.
Taqwa yang disasar puasa diharapkan dapat mencerahkan dan meluruskan mindset bahwa perkataan, sikap, pikiran, tindakan dan prilaku adalah sumber ketenangan dan kekacauan masyarakat, (QS. Al-Mukminun, 1-5).
Ada 5 (lima) prilaku tidak cerah, gelap, tercela, yang merusak tatanan masyarakat, yang melita dusta (hoax), gunjing (hate speach), fitnah (provokasi), namimah (buzzer) dan sumpah palsu (pencitraan dan bed news).
Karakter buruk yang ditularkan era digital melalui medsos, tranding topic, viral dan sejenisnya diharapkan dicerahkan melalui pemaknaan nilai-nilai puasa. Hadist banyak orang puasa, sekedar mendapatkan haus dan lapar saja, harus dicegahkan. Puasa dapat membentuk karakter dan akhlak mulia.
Puasa yang Allah swt hadir dalam hati shaim dapat menghentikan sikap, karakter dan prilaku buruk di atas, hadis menyatakan banyak orang puasa tidak dapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga, itu yang puasanya orang berada dalam kegelapan.
Ketiga, Taqwa Mengerakkan.
Puasa yang dituju oleh puasa mestinya dapat mengerakkan nurani untuk terus hidup dan menghidupkan. Kematian nurani adalah bencana kemanusiaa. Lihat saja pemimpin yg nuraninya tidak bergerak alias mati, telah memicu perang, kemiskinan, penderitaan dan bencana kemanusiaan.
Krisis lingkungan air, sumber daya alam, perubahan iklim, korupsi, narkoba, lgbt, broken keluarga, sampai bencana alam terjadi karenanya matinya nurani pemimpin dan penentu kebijakan negara.
Nurani dapat bergerak bila diputar ditombol nya yaitu dzikir, ingat dan sadar bahws Allah adalah pengerak dan pengatur kehidupan.
اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَـقِّ ۙ وَلَا يَكُوْنُوْا كَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَا لَ عَلَيْهِمُ الْاَ مَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
"Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik."(QS. Al-Hadid 57:16).
Taqwa yang menyadarkan, mencerahkan dan mengerakkan dapat efektif bila motor pengeraknya, yaitu hadirnya Allah dalam setiap denyut hati brnar-benar ada. Melatih hati terkoneksi dengan Allah melalui puasa adalah keniscayaan yang hendaknnya diusahakan secara maksimal. Semoga taqwa transformatif menciptakan hamba yang diridhai-Nya, (QS. Alfajar). ds. 02042022.